Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DAMPAK BURUK YANG BISA TERJADI KARENA PAMER POTO SELFIE

Dok. Thinkstock
Jakarta - Beberapa orang 'ketagihan' foto selfie karena mendapat respon positif dari orang lain ketika di-posting melalui sosial media, terutama bagi yang tidak memiliki kegiatan. Psikolog klinis dan forensik, Kasandra Putranto, menuturkan bahwa foto selfie hanya berguna untuk diri sendiri. Misalnya saja menjadi salah satu cara untuk menghibur diri atau mengisi waktu luang.

Sayangnya, bila foto selfie disebarkan ke dunia maya bisa menimbulkan kerugian yang tentu berdampak buruk bagi pelakunya. Tidak menutup kemungkinan foto tersebut mengundang kejahatan yang merugikan dirinya sendiri. Tak hanya itu, ada empat dampak buruk lainnya yang terjadi karena sering menyebarkan foto selfie ke media sosial. Apa saja dampak yang dimaksud?  
DAMPAK BURUK YANG BISA TERJADI KARENA PAMER POTO SELFIE
Mengundang Kejahatan
Psikolog yang memulai karir sejak 1997 itu menuturkan, foto selfie yang disebarkan ke jejaring sosial bisa mengundang kejahatan. Tak sedikit wanita yang foto selfie dengan pakaian seksi sehingga mempengaruhi orang lain untuk memanfaatkan peluang itu. Ini perlu diperhatikan terutama bagi orang yang tidak memiliki kegiatan.
"Orang-orang yang tidak membiasakan diri melakukan kegiatan akan lebih terpengaruh karena lebih fokus melakukan selfie. Itu sangat mudah dimanfaatkan untuk kejahatan, karena dia hanya fokus kepada satu yaitu dandan dan selfie," tutur Kasandra saat diwawancarai Wolipop di kantornya 'Kasandra & Associates', Jl. Kramat Pela, Jakarta Selatan, Selasa (4/1/2014).
Tugas Utamanya Terbengkalai
Orang yang sudah ketagihan foto selfie bisa membuat pekerjaan utamanya terbengkalai. Hal ini karena ia sibuk mempersiapkan diri untuk selfie dan lupa dengan tugas yang sebenarnya. Wanita lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu memberikan contoh, ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak dua. Sejak tren selfie di media sosial booming, sang ibu bukan mengurus anak tapi sibuk memotret diri sendiri. Ia merasa ada kegiatan baru dengan dandan dan foto selfie. Akhirnya ini membuat anak-anaknya kurang perhatian karena sang ibu 'ketagihan' menyebarkan foto selfie.

Mengganggu Orang Lain
Awalnya mungkin hanya ingin menghibur diri dan mengisi waktu luang dengan foto selfie yang disebar ke media sosial. Ternyata efek dari hiburan itu membuat ia merasa senang kemudian diulang kembali. Pengulangan terus-menerus itu yang akhirnya bisa mengganggu orang lain karena setiap manusia memiliki rasa toleransi yang berbeda.
EFEK BURUK KECANDUAN POTO SELFIE
Mulai dari boros, temperamental, hingga menimbulkan keinginan bunuh diri!
Hingga kini, tren selfie masih ramai di socmed. Bahkan seleb Hollywood pun berlomba-lomba menampilkan selfie sekeren mungkin di akun Instagram. Beberapa pengguna socmed juga makin kreatif menampikan foto selfie-nya.

Sayangnya tren ini nggak selalu berujung positif. Mereka yang terobsesi tampil keren justru mengalami kecanduan selfie yang dampaknya merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini contohnya.
Gangguan mental
Danny Bowman, cowok berusia 19 tahun asal Newcastle, Inggris terpaksa masuk rehabilitasi akibat kecanduan selfie. Pasalnya dalam sehari, Danny menghabiskan waktu 10 jam untuk 200 kali selfie. Obsesi selfie-nya sudah dimulai sejak usianya 15 tahun hingga menyebabkan berat badannya turun 13 kg dan berhenti sekolah. Danny lalu berubah menjadi remaja pemarah dan pembangkang terhadap orangtuanya.

Puncaknya, saat Danny ditolak salah satu agensi model, Danny mencoba bunuh diri dengan menelan berbagai obat. Untungnya ortu Danny segera membawanya ke rumah sakit untuk menjalani rehab.

Danny diduga mengidap Body Dysmorphic Disorder (BDD), yaitu ketidakpuasan ekstrem terhadap penampilan. Berkat bantuan psikiater, Danny mulai mengurangi kecanduannya. Kini, Danny sudah sembuh dan nggak melakukan selfie lagi selama tujuh bulan.
Superboros
Demi tampil cantik saat selfie, Triana Lavey, cewek 38 tahun asal Los Angeles, rela menghabiskan 15.000 dolar untuk operasi plastik. Triana mengaku kesal dengan fotonya di Instagram karena dagunya yang kurang sempurna. Triana pun melakukan implan dagu. 

Nggak puas hanya mengubah dagu, Triana lanjut melakukan operasi untuk membuat pipi lebih tirus dan operasi pemancungan hidung. Triana juga rutin melakukan botoks. Bahkan hingga sekarang Triana masih sering memprotes hasil selfienya. “Oh I wish I were tanner or not wrinkled,” ujarnya.
Merusak situs sejarah
Fasilitas umum pun ikut dirugikan oleh selfie. Maret lalu, patung Drunken Satyr di the Academy of Fine Arts of Brera di Milan mengalami rusak parah di bagian kaki akibat dijadikan lokasi selfie. Saksi mengatakan, seorang remaja menduduki patung dan melakukan selfie. Akibatnya kaki patung tersebut patah dan hancur. Sangat disayangkan, karena patung ini merupakan benda bersejarah sejak abad 19.

"Ya kembali lagi setiap orang punya toleransi, ada pro dan kontra, yang pro ya terima saja, yang kontra bisa komplain ngapain sih posting foto terus kayak kurang kerjaan saja. Kan itu menggangu, sebenarnya kalau nggak suka tinggal unfollow saja," ujar pemilik biro psikologi 'Kasandra & Associates' itu