Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEUTAMAAN DZIKIR DAN FADHILLAH LAFADZ DZIKIR

Dari segi etimologis perkataan “Majelis Dzikir” berasal dari bahasa Arab, yang terdiri atas dua kata, yaitu majelis dan Dzikir. Majelis artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan sedangkan Dzikir artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah. Secara istilah, Majelis Dzikir mempunyai beberapa definisi sebagaimana diuraikan oleh beberapa ulama; sebagai berikut:
KEUTAMAAN DZIKIR DAN FADHILLAH LAFADZ DZIKIR
Abu Hazzan ‘Atha’: “Yaitu majelis tentang halal dan haram. Majelis yang mengajari bagaimana kamu shalat, puasa, menikah, talak, dan bagaimana kamu berjual-beli.” (Al Hilyah 3/313).
Sa’id bin Jubair mengatakan: “Semua yang melakukan ketaatan kepada Allah karena Allah, maka dia adalah orang yang berdzikir kepada Allah.”(Al Adzkar 7).
Syaikh Al Imam Abu ‘Amr Ibnu Shalah pernah ditanya ukuran seseorang dikatakan sebagai orang yang banyak berdzikir kepada Allah?” Beliau mengatakan: “Yaitu orang yang tekun melakukan dzikir-dzikir ma’tsur (diriwayatkan) yang sahih setiap pagi dan petang dalam keadaan yang berbeda, siang malam.” (Al Adzkar 7).
Imam Al Qurthubi mengatakan: “Majelis dzikir adalah majelis ilmu dan nasehat (peringatan). Yaitu majelis yang diuraikan padanya firman-firman Allah, Sunnah Rasul-Nya dan keterangan para salafus shaleh serta imam-imam ahli zuhud yang terdahulu, jauh dari kepalsuan dan kebid’ahan yang penuh dengan tujuan-tujuan yang rendah dan ketamakan.” (Fikih Sunnah 2/87).
Al Manawi mengatakan: “Hujjatul Islam (Al Ghazali –ed) mengatakan: “Yang dimaksud dengan majelis dzikir adalah, tadabbur Al Quran, mempelajari agama, dan menghitung-hitung ni’mat yang telah Allah berikan kepada kita.” (Faidlul Qadir 5/519).
Disunnahkan duduk dalam halaqah atau lingkaran dzikir, keterangannya adalah sebagai berikut:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Raasulullah saw. bersabda: "Jika kamu lewat di taman-taman surga, hendaklah kamu ikut bercengerama!" Tanya mereka: "Apakah itu taman-taman surga, ya Rasulullah ?" Ujar Nabi saw.: "Ialah lingkaran-lingkaran dzikir, karena Allah Ta'ala mempunyai rombongan dari Malaikat yang mencari-cari lingkaran dzikir, maka jika bertemu dengannya, mereka  akan duduk mengelilinginya."
Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id Khudri dan Abu Hurairah r.a. bahwa mereka mendengar sendiri Rasulullah saw. bersabda:" Tidak satu kaum pun yang duduk dzikir kepada Allah Ta'ala, kecuali mereka akan dikelilingi oleh Malaikat, akan diliputi oleh rahmat akan beroleh ketenangan dan akan disebut-sebut oleh Allah kepada siapa-siapa yang berdiri di dekat-Nya."
Keutamaan Mengucap La ilaaha illallah
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: "Setiap kali seorang hamba mengucapkan La ilaha illalllah dengan ikhlas, akan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga ia akan tembus ke 'arasy selama dosa-dosa besar dijauhinya." (Riwayat Turmudzi yang menyatakan hadits ini hasan lagi gharib).
Juga diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Perbaruilah keimananmu!" Ditanya orang: "Ya Rasulullah, bagaimana caranya kami memperbarui keimanan kami ini ?" Ujarnya: "Perbanyaklah membaca La ilaha illallah!"
Diterima dari Jabir bahwa Nabi saw. bersabda: "Dzikir yang paling utama ialah La ilaha illallah, sedang DO'A yang paling utama iala Alhamdu lillah." (Diriwayatkan oleh Nasa'i dan Ibnu Majah, juga oleh Hakim yang menyatakan sanadnya sah).
Keutamaan Membaca Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir , dll.
Diterima dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Ada dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, tetapi berat timbangannya dan disukai oleh Allah Yang Rahman, yaitu: 'Subhaanallaahi wa bihamdihi, subahallahil azhim' (Mahasuci Allah dan puji-pujian untu-Nya, dan Mahasuci Allah Yang Mahabesar).Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan turmudzi.
Juga dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Bahwa mengucapkan 'Subhanallah, walhamdu lillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar' lebih kusukai dari apa juga yang disinari oleh matahri!" (Riwayat Muslim dan Turmudzi).
Diterima dari Jabir r.a. bahwa Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan 'Subhaanallahil 'azhiimi wabihamdih' akan ditanamkan untuknya sebatang pohon kurma dalam surga." (Riwayta Turmudzi yang menyatkannya sebagai hadits hasan).
Dan sekian banyak hadits lain yang menyatkan keutamaannya.
Keutamaan Istighfar
Diterima dari Anas r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: " Telah berfirman Allah Ta'ala:Hai manusia! selama kamu masih berdo'a dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni, dan Aku tidak peduli - bagaimana juga besarnya kesalahanmu! Hai manusia! seandainya dosa-dosamu setinggi awan di langit, kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli! hai manusia1 Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh bumi, kemudian menghadap-Ku tanpa mempersekutukan Daku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan datang  padamu membawa kempunan hampir sepenuh bumi itu pula'!" (Diriwayatkan oleh Turmudzi yang menyatkan bahwa hadits ini hasan lagi gharib).
Dan diterima dari Abdullah bin Abbas, katanya: "Barangsiapa yang tetap melakukan istighfar, maka Allah akan membebaskannya dari segala kesusahan dan melapangkannya dari setiap kesempitan serta akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduganya." (Diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasa'i dan Ibnu Majah, juga oleh Hakim yang menyatakan isnadnya sah).
Menghitung Bilangan Berdzikir Dengan Anak Jari
Dari Busairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Hendaklah kamu membaca tasbih, tahlil dan taqdis - membaca quddus - dan janganlah kamu alpa hingga melupakan rahmat, dan hitunglah dengan kuku-kuku jari, karena mereka juga akan ditanya dan akan diminta berbicara!" (H.R.Ashabus Sunan dan Hakim dengan sanad yang sah). Hadits ini menjadi dalil bahwa menghitung dzikir dengan jari-jari lebih utama daripada dengan tasbih walaupun mempergunakan tasbih itu juga diperbolehkan.
Dari Abdullah bin umar r.a.: "Saya lihat Rasulullah saw. membilang tasbih dengan tangan kanannya." (H.R.Ash-habus Sunan).
Majelis Yang Tidak Menyebut Nama Allah dan Shalawat Nabi
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda; "Tiada suatu golongan pun duduk menghadiri suatu majelis, tapi mereka di sana tidak dzikir kepada Allah, dan tidak menucapkan shalawat atas Nabi saw., kecuali mereka akan mendapat kekecewaan di hari kiamat."(Riwayat Turmudzi yang menyataknannya hasan)
Juga diriwayatkan oleh Ahmad dengan kata-katanya yang berbunyi: "Tiada suatu kaum yang duduk menghadiri suatu majelis tetapi mereka di sana tidak dzikir kepada Allah, kecuali mereka akan mendapat "tiratan" artinya kesulitan.Dan tiada seorang laki-laki pun yang menempuh suatu perjalanan dan ia tidak dzikir kepada Allah Ta'ala, kecuali ia akan mendapat kesulitan dan tiada seorang laki-laki pun yang tidur di pembaringannya tanpa dzikir kepada Allah , kecuali mereka akan mendapat kesulitan. Dalam suatu riwayat  - kecuali mereka akan mengalami kekecewaan, walau karena pahala-pahalanya, mereka juga akan masuk surga."
Dzikir Sebagai Kafarat / Penebus Dosa, Kesalahan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa menghadiri suatu majelis di mana banyak terjadi keributan, lalu sebelum bangkit dari tempat duduknya ia mengucapkan:    ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ   (Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu), maka Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahan yang terjadi di majelis itu.
Nabi saw. bersabda: "Untuk kafarat atau penebus dosa dari bergunjing ialah dengan jalan memohonkan keampunan bagi orang yang dipergunjingkan itu, caranya ialah dengan mengatakan "Allahumma ghfirlana walahu'! (Ya Allah berilah keampuanan bagi kami dan baginya!)" 
Semoga Bermanfaat Bagi Sobat Blogger, Amiiin ...